Toko Demak jual karbol sereh,sabun sereh pompia,sabun sereh,sabun pompia,sabun sereh, alpha meta,alpha spin,fytomaxx,angels secret,angelmoon,winion,pembalut sehat anion, sabun sereh murah semarang,produsen sabun sereh,sabun herbal,manfaat sabun sereh untuk wajah,sabun sereh, Kapsul Sambiloto,Pegagan,Binahong,Kelor,Daun Sirsak,Temulawak,Jati Belanda,Kulit Manggis,Kumis Kucing,Insulin,Mengkudu,Kunyit Putih,Jati Cina,Meniran,Daun Katuk, Kapsul Herbal, Obat Herbal Murah di Semarang

Kasih Sayang terhadap Anak-anak Merupakan Anugerah Allah terhadap Hamba

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona

Di antara perasaan-perasaan mulia yang ditanamkan Allah di dalam hati kedua orang tua itu adalah perasaan kasih sayang terhadap anak-anak. Perasaan ini merupakan kemuliaan baginya di dalam mendidik, mempersiapkan dan membina anak-anak untuk mencapai keberhasilan dan kesuksesan paling besar.
Orang yang hatinya kosong dari perasaan kasih sayang akan bersifat keras dan kasar. Tidak diragukan lagi bahwa di dalam sifat-sifat yang buruk ini akan terdapat interaksi terhadap kelainan anak-anak, dan akan membawa anak-anak ke dalam penyimpangan, kebodohan dan kesusahan.

Oleh karena itu, syariat Islam telah menanamkan tabiat kasih sayang di dalam hati, dan menganjurkan kepada para orang tua, para pendidik dan orang-orang yang bertanggung jawab atas pendidikan anak untuk memiliki sifat itu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam sangat memperhatikan masalah kasih sayang ini, dan sangat menganjurkan kepada orang-orang yang bertanggung jawab di dalam masalah pendidikan untuk memiliki perasaan dan tabiat yang mulia ini. Dalam hal ini kami sitir beberapa hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.

Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya dan dari kakeknya, bahwa Rasul shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Tidaklah termasuk golongan kami, orang-orang yang tidak mengasihi anak kecil di antara kami dan tidak mengetahui hak orang besar di antara kami.
Di dalam Adabul Mufrad, Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu :
Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam  telah didatangi seorang laki-laki yang membawa seorang bayi. Kemudian beliau memeluknya dan bersabda, ‘Apakah engkau menyayanginya?’ Laki-laki itu menjawab, ‘Tentu saja.’ Nabi bersabda, ‘Sesungguhnya Allah lebih menyayanginya daripada kasih sayangmu terhadapnya. Sesungguhnya Dia Dzat Yang Maha Pengasih dibanding orang-orang yang mengasihi.”

Jika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam melihat salah seorang di antara  para sahabatnya tidak mengasihi anak-anaknya, maka beliau mencemoohkannya dan memberikan pengarahan perihal kebaikan rumah tangga, keluarga dan anak-anak.

Di dalam Adabul Mufrad, Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Aisyah radiyallahu ‘anha :
Seorang A’rabi telah mendatangi Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam dan berkata, ‘Apakah engkau menciumi anak-anakmu, sedang kami belum pernah melakukan hal itu.’ Maka, Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Apakah engkau ingin Allah mencopot rasa kasih sayang dari hatimu?
Al Bukhari telah meriwayatkan, bahwa Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu telah berkata:
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam telah menciumi Al Hasan bin Ali. Ketika itu di sisi beliau duduk Al Aqra’ bin Habis At Tamimi. Al Aqra’ berkata, ‘Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak, tapi tak satu pun di antara mereka pernah aku cium.’ Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam memandangnya dan bersabda, ‘Barangsiapa yang tidak mengasihi, tidak akan dikasihi.’”
Al Bukhari telah meriwayatkan dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata:
“Seorang wanita telah mendatangi Aisyah radiyallahu ‘anha, kemudian Aisyah memberi tiga buah kurma kepada wanita itu, kemudian wanita itu memberi satu buah kurma kepada setiap anaknya. Dan ia sendiri memegang satu buah kurma. Dua orang anak memakan dua buah kurma itu dan melihat ibunya. Kemudian, sang ibu sengaja (memegang) kurma dan membelahnya, lalu memberikan setiap belahan kurma itu kepada masing-masing anak. Maka datanglah Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam  dan Aisyah memberitahukan kepadanya (apa yang dilakukan oleh wanita itu). Beliau bersabda, ‘Apa yang telah membuatmu heran dari perbuatannya itu? Sesungguhnya Allah telah mengasihi wanita itu disebabkan kasih sayang pada anaknya.’”

Apabila Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam melihat seorang anak kecil mendekati ajal, maka berlinanglah air matanya sebagai tanda kesedihan dan kasih sayangnya atas anak-anak kecil dan sebagai pelajaran bagi umat tentang keutamaan kasih sayang itu.

Al Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari Usamah bin Ziad radiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, ‘Putri Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam telah mengutus seorang kepada bapaknya untuk memberitahukan sekaligus berharap menjenguk putranya yang dalam keadaan sakratul maut.” Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam mengutus seseorang kepadanya membacakan salam dan bersabda:
“Sesungguhnya bagi Allah apa yang diambil(Nya) dan bagi Dialah apa yang diberi(Nya). Segala sesuatu mempunyai masa yang ditentukan baginya. Maka bersabarlah dan janganlah merasa kehilangan.”

Kemudian putrinya itu mengutus (utusan) kepadanya dengan bersumpah kepadanya agar beliau mendatanginya. Maka bangkitlah beliau bersama Sa’ad bin Ubadah, Muadz bin Jabal, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit dan kaum lelaki lainnya. Kemudian anak kecil itu diangkat kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan mendudukkan di dalam buaiannya, sedangkan nafasnya bergerak tersendat-sendat, sehingga berlinanglah air mata beliau. Sa’ad bertanya, “Wahai Rasulullah, apa artinya ini?” Beliau bersabda, “Ini adalah kasih sayang yang telah Allah Subhanahu wata’ala tanamkan di dalam hati para hamba-Nya.”

Dalam sebuah riwayat disebutkan:
“Allah menjadikan kasih sayang di dalam hati orang-orang yang dikehendaki-Nya dari para hamba-Nya. Dan sesungguhnya Allah hanya mengasihi hamba-hamba-Nya yang suka mengasihi.”
Tidaklah mengherankan apabila kasih sayang itu telah tertanam di dalam hati kedua orang tua. Mereka akan melaksanakan kewajibannya dan melindungi hak serta bertanggung jawab terhadap anak-anak, sebagai kewajiban yang telah dipikulkan oleh Allah kepada mereka.