Pengganti ion tubuh! Apa yang ada di benak anda jika mendengar
kalimat itu? Ya, Pocari Sweat! Minuman asal Jepang ini memang populer
dipasaran Indonesia. Pelopor minuman isotonik ini sukses menjadi market
leader di Indonesia meski sekarang sudah bermunculan berbagai produk
serupa. Pada tahun 2010 saja tercatat penjualan Pocari Sweat sebesar Rp
1,4 triliun dan ditargetkan meningkat 21% pada tahun 2011. Hal ini tidak
mustahil karena pasar Pocari Sweat di Indonesia menempati urutan ketiga
terbesar dunia. Betul, kesuksesan minuman ini ternyata tidak hanya di
Indonesia. Buktinya sampai saat ini Pocari Sweat sudah dijual di 16
negara di dunia.
Melihat kesuksesan Pocari Sweat tersebut, memunculkan pertanyaan bagi kita. Bagaimana awal bisnis Pocari Sweat dibangun hingga mencapai prestasi yang mengagumkan saat ini. Ternyata, pertanyaan itu terjawab sudah dari video Sejarah Pocari Sweat yang diunggah di Youtube.
Melihat kesuksesan Pocari Sweat tersebut, memunculkan pertanyaan bagi kita. Bagaimana awal bisnis Pocari Sweat dibangun hingga mencapai prestasi yang mengagumkan saat ini. Ternyata, pertanyaan itu terjawab sudah dari video Sejarah Pocari Sweat yang diunggah di Youtube.

Berikut adalah seluruh cerita kesuksesan POCARI SWEAT dalam bentuk video
Pada
tahun 1973, Akihiko Otsuka (35th,anak dari Masahito Otsuka) yang pada
saat itu menjabat sebagai kepala pabrik Tokushima juga berkeinginan
untuk menciptakan produk yang dapat menjadi pilar perusahaan seperti
yang telah dilakukan ayahnya.
“Harima mengunjungi Mexico untuk survei buah – buahan tropis dalam rangka pengembangan minuman terbaru. Tetapi Harima mengalami diare parah, karena situasi pengadaan air bersih setempat cukup buruk. Dia terpaksa di obname di sebuah rumah sakit kecil yang fasilitasnya terbatas. Kalau saja ada fasilitas infus di rumah sakit itu, masalahnya sudah selesai. Harima yang berpikiran seperti itu, tiba – tiba teringat kembali sebuah peristiwa. Harima pernah melihat seorang dokter meminum cairan infus untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang setelah operasi berjam – jam. Kemudian Harima berpikiran bahwa Otsuka Pharmaceutical bisa mengembangkan cairan infus yang di produksi oleh Otsuka Pharmaceutical agar dapat diminum.“
Tiga tahun kemudian (1976), Akihiko menjadi Presiden Direktur Otsuka
Pharmaceutical yang ke-3 pada usia 38 tahun. Suatu hari Harima
mendatangi Akihiko dengan membawa seorang staf. Staf itu adalah Akihisa
Takaichi (33th, Seorang peneliti muda). Akihiko memanggil mereka berdua
agar Harima & Takaichi mengembangkan cairan infus yang pernah Harima
ceritakan. Akihiko berkeinginan untuk menciptakan minuman kesehatan
yang komposisinya sama dengan keringat sehingga menambah elektrolit.
Lalu konsep rasapun disampaikan secara jelas, agar saat diminum enak di
tenggorokan.
Setelah
selesai menghadap Akihiko, Harima menyerahkan semua tugas pengembangan
minuman kesehatan tersebut kepada Takaichi agar dapat membina peneliti
muda tersebut agar dapat memikul masa depan perusahaan.
Takaichi
langsung membuat minuman uji coba, dengan persis mengikuti komposisi
keringat saat berjalan – jalan. Minuman itu lalu dibawa ke Harima untuk
dicicipi. Tetapi Harima beranggapan bahwa minuman yang dibuat Takaichi
tersebut pahit dan sangat sulit untuk ditelan. Sebagai ahli rasa, Harima
bisa bisa mentukan diterima atau tidaknya produk oleh konsumen walaupun
hanya secicipan.
Dari pagi hingga malam, masalah penelitian tak pernah terlepas dari
pikiran Takaichi. Pada hari libur pun, Takaichi melakukan penelitian.
Dan akhirnya terlintas ide dengan menambah zat pemanis alami untuk
menghilangkan rasa pahitnya. Harimapun mencicipi minuman tersebut, dan
mengatakan bahwa rasanya masih terlalu manis dan keseimbangan rasanya
tidak tepat. Kadar gulanyapun harus dibawah 10%. Takaichipun kembali
melakukan penelitian. Dalam penelitiannya, Takaichi mengalami maju
mundur.
Lalu kemudian, Akihiko, melakukan uji coba dengan mencampurkan kedua
minuman tersebut menjadi satu. Dan Akihiko mengatakan bahwa minuman yang
seperti itulah yang enak untuk diminum. Berkat apa yang dilakukan
Akihiko, pengembangan minuman kesehatan maju satu langkah.
Suatu malam, Takaichi membeli beberapa jenis jeruk dan mencampurnya
dengan minuman kesehatan, lalu dicoba diminum. Dan akhirnya, Takaichi
mendapatkan rasa yang pas dengan salah satu jenis jeruk untuk menutupi
rasa pahit. Jenis buah tersebut merupakan rahasia perusahaan Otsuka
Pharmaceutical sampai sekarang.
Takaichi semakin mendalami penelitiannya, hingga akhirnya berhasil
membuat minuman dengan konsentrasi kadar gula dibawah 10%. Takaichi
menyeleksi 2 jenis minuman untuk uji coba pada tahap akhir, masing –
masing 6.2% dan 7.0%. Untuk memperoleh tanggapan yang obyektif, Harima
menyuruh peneliti – peneliti lain untuk ikut mencobanya. Beberapa dari
peneliti – peneliti tersebut beranggapan bahwa yang kadar gula 7% lebih
enak untuk diminum. Para peneliti menyukai yang manis secara mutlak.
Namun Harima, punya suatu ide.
Beberapa hari kemudian, setelah uji coba di laboratorium, Harima
mengajak peneliti bawahannya untuk mendaki gunung dalam kota Tokushima.
Setibanya di puncak gunung, Harima menyuruh para peneliti untuk mencoba
dua jenis minuman A (kadar gula 7%) & B (kadar gula 6.2%).
Sebenarnya minuman ini sama dengan minuman yang dicoba di laboratorium
beberapa waktu yang lalu. Para peneliti lebih menyukai minuman B. Saat
berkeringat yang kadar gulanya lebih sedikit terasa lebih segar dan
lebih enak. Dan karena ini minuman kesehatan, maka harus terasa enak
diminum saat beraktivitas. Maka, Harima pun membawa minuman dengan kadar
gula 6.2% tersebut untuk dicicipi Akihiko. Dan Akihikopun sependapat
dengan Harima.
Lalu, suatu hari pada pertemuan rapat Direksi Otsuka Pharmaceutical,
Akihiko menyuruh direktur yang hadir untuk mencoba minuman kesehatan
yang dikembangkan bertiga bersama Harima dan Takaichi. Namun, direktur
senior yang mempertahankan Otsuka Pharmaceutical, dalam rentang waktu
yang panjang, memberi tanggapan negatif terhadap rasa minuman itu. Rapat
direksipun menjadi ricuh. Lalu kemudian, Akihiko menyuruh para direktur
untuk meminumnya setelah berkeringat agar mereka tahu hebatnya produk
ini.
Yakin pada kepekaan dirinyadan Harima, Akihiko kemudian memutuskan
untuk menjual minuman tersebut.Produknya diberi nama POCARI SWEAT. Kata
POCARI yang memiliki kesan menyegarkan, dan kata SWEAT yang memiliki
arti keringat.
Pada bulan April 1980, penjualan POCARI SWEAT dimulai. Karyawan
marketing dan karyawan lainya mengunjungi toko – toko pengecer agar
dipajang dilebih banyak tempat, walaupun masing – masing hanya 1 kaleng.
Namun para pemilik toko menaggapi negatif POCARI SWEAT karena rasanya
yang tidak enak. Untuk mencoba menawarkan secara langsung kepada
konsumen, dibukalah kios diberbagai event dan menjualnya dengan harga
Rp. 10.000,00. Tetapi reaksi konsumen yang meminum POCARI SWEAT sangat
buruk sesuai yang dicemaskan direksi.
Saat itu, Presiden Direktur Akihiko mengeluarkan keputusan yang
mengagetkan. Yaitu membagikan POCARI SWEAT secara gratis dan tidak
terbatas. Para staf marketingpun mengkhawatirkan angka kerugian yang
bakal didapat perusahaan. Namun, Akihiko tetap pada keyakinannya, yaitu
jangan memikirkan kerugiannya untuk saat ini dan mensosialisasikan
konsep produk secara tepat daripada menjual produknya. Dengan demikian,
nantinya konsumen akan mengerti keunggulan POCARI SWEAT.
Namun, kerugian pada perusahaan terus meningkat karena pembagian
gratis POCARI SWEAT tersebut. Dengn keyakinannya yang kuat agar di masa
depan perusahaanya memperoleh untung, dia tetap ingin membagikan gratis
POCARI SWEAT sepanjang tahun tersebut. Akihiko berprinsip, “Kalau
sekarang menebarkan benihnya, pasti akan berbuah banyak dikemudian
hari”.
Satu tahun kemudian, pada tahun 1981, musim panas hampir tiba. Pada
musim panas tahun kedua penjualan, tiba – tiba POCARI SWEAT mulai laris
secara drastis. Denagn cara memberikan produk secara gratis, konsep dan
rasa POCARI SWEAT telah dimengerti oleh para konsumen. Dan hasilnya,
berbuah pada musim panas tahun kedua. Penjualan POCARI SWEAT melonjak 3x
lipat dari tahun sebelumnya,yaitu mencapai Rp. 2.6 triliun.
Keyakinan Presiden Direktur Akihiko akhirnya berbuah. GO ION!